Tulungagung - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Tulungagung menggelar aksi keprihatinan dan doa bersama untuk mengenang dua mahasiswa yang tewas saat berunjukrasa menentang Revisi KUHP dan pelemahan KPK.
Aksi yang berlangsung di parkir timur Alun-alun Tulungagung tersebut diisi dengan orasi, puisi, doa bersama serta aksi musikalisasi. Selain itu mahasiswa juga menyalakan ratusan lilin dan membeber sejumlah poster yang berisi keprihatinan dan tuntutan.
Dalam orasinya, mahasiswa mengaku prihatin atas tewasnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, Immawan Randy dan Yusuf Kardawi saat berunjukrasa menentang pasal kontroversial RUU KUHP serta upaya pelemahan KPK.
Kematian aktivis mahasiswa itu dinilai cukup tragis, karena diduga akibat tertembus peluru tajam serta mendapat kekerasan fisik. Padahal menurutnya para mahasiswa tersebut tengah menyuarakan aspirasi masyarakat.
"Kami mendoakan dua mahasiwa yang meninggal mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa," kata Koordinator aksi HR Tamba, Senin (30/9/2019).
Pihaknya menuntut aparat kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut dan memproses hukum pelaku serta orang yang memerintahkan aksi penembakan tersebut. "Kalau hanya pencopotan kapolda kami rasa masih kurang memenuhi rasa keadilan, itu hanya remeh temeh saja," ujarnya.
Tamba menambahkan, dalam rangkaian doa bersama itu pihaknya turut serta mengundang aparat kepolisian dan TNI untuk ikut bergabung dan melakukan proses dialog serta diskusi. Namun pimpinan maupun perwakilan kedua institusi tidak hadir.
"Kami sebagai mahasiswa, sebetulnya membuka ruang diskusi pada malam ini dengan kepolisian maupun TNI," imbuhnya.
Pihaknya mengaku akan terus bersuara untuk menuntut keadilan atas tewasnya dua mahasiswa UHO, serta mengawal sejumlah tuntutan yang disuarakan ribuan mahasiswa sebelumnya.
EmoticonEmoticon